Mula.
Dua buah bukit hijau dengan hamparan sawah yang dihiasi dengan langit biru. Apakah kalian teringat sesuatu?
Apa yang selalu kalian gambarkan ketika mendapatkan tugas kesenian adalah penggambaran akan hal tadi.
Kupikir itu sangat konyol di saat kita tidak tahu apa yang harus digambarkan di selembar kertas A4, disertai dengan guratan krayon sebagai pewarna.
Belum pernah terbayangkan tentang manifestasi gambar tersebut di dunia nyata.
Orang-orang bisa bilang “halahhh, mainnya kurang jauh”.. Ya memang main kita yang kurang jauh, apalagi untuk anak perkotaan yang lebih memilih di rumah saja ketika jalanan sudah penuh dengan keramaian.
Mungkin keterpaksaan yang dapat membuat kita bisa memandang sesuatu dari sudut pandang lain. Mencoba untuk menginjakkan kaki di tempat lain mungkin hanya beberapa tahun saja sudah cukup untuk merubah seseorang.
Singgah dari kota ke kota, sampai menuju ke daerah pedalaman di pulau yang menjadi pulau terpadat di Indonesia. Negara agraris yang terkenal dengan kesuburan tanahnya hingga terlihat banyak hamparan lahan hijau.
Sempat terpikir olehku apakah ini nyata? Apakah beberapa tahun kedepan ada yang berubah? atau yang paling ekstrim apakah ini akan menghilang akibat bertambahnya manusia di pulau ini?
Kalau seperti itu, mungkin aku beruntung dapat melihat karya seni Tuhan di bumi ini secara langsung bahkan dapat menggambarkannya sewaktu kecil.
Balik ke foto itu, sangat nyaman dinikmati ketika bersama dengan teman sambil meminum kopi dan sebatang rokok, membicarakan semua tentang perjuangan hidup dan mengartikannya. Tapi tetap bagiku lebih nyaman dinikmati sendiri seperti penggalan lagu Hujan di Mimpi oleh Banda Neira:
Sepi itu indah haa…. percayalah